Pengertian Makroekonomi
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro ekonomi dapat digunakan untuk menganalisis target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, tenaga kerja, dan keseimbangan neraca pembayaran yang berkesinambungan. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Dalam prakteknya ekonomi makro mempelajari
tindakan-tindakan ekonomis tingkat masyarakat atau negara, sehingga yang
dipersoalkan adalah tentang perekonomian secara keseluruhan, seperti masalah
pengangguran, kesempaan kerja, pengeluaran negara, pendapatan nasional dan
sebagainya. Hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya
adalah hubungan antar variabel-variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan),
seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran
konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga,
jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang
pemerintah dan sebagainya.
Konsep dasar makro ekonomi terbagi
atas 3 yaitu
- Pengeluaran (Output) dan
Pendapatan (Income)
Ukuran output secara makro yaitu
Produk Domestik Bruto (PDB). Yang mana, tinggi dari PDB itu sendiri dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti: teknologi, akumulasi modal, serta kualitas
sumber daya manusia.
- Tingkat
Pengangguran
Semakin tinggi tingkat pengangguran
di suatu negara, maka beban yang dipikulpun semaki berat, serta pertumbuhan
ekonomi akan terhambat sebab produksi nasional rendah. Tak hanya itu, tingkat
pengangguran yang tinggi juga akan berpengaruh pada tingkat daya beli
masyarakatnya. Sehingga hal tersebut akan menyebabkan lesunya laju perekonomian
suatu negara.
- Inflasi
dan Deflasi
Inflasi adalah kenaikan harga umum
secara terus menerus, sementara deflasi kebalikannya, yakni penurunan harga.
Perubahan harga yang begitu drastis baik inflasi ataupun deflasi akan berisiko
pada keberlangsungan krisis perekonomian negara secara keseluruhan. Pada
keadaan seperti inilah, pemerinatah perlu untuk turun tangan dengan menerapkan
sistem kebijakan fiskal dan moneter.
Tingkat kesempatan kerja yang tinggi
Keberadaan pengangguran di dalam negara memberikan dampak
yang kurang baik bagi kehidupan sosial dan beban ekonomi negara. Dengan
kebijakan ekonomi makro pemerintah dapat mengurangi pengangguran hingga tingkat
full employment. Di mana semua lapangan pekerjaan yang ada baik pemerintah
maupun swasta terisi penuh.
Produksi
nasional tinggi
Tinggi rendahnya kapasitas produksi tergantung dari tinggi
rendahnya investasi.Investasi dalam begeri tergantung tingkat tabungan dalam
negeri.Sedangkan tabungan dalam negeri terkait dengan tingkat bunga dan
pendapatan masyarakat.Untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri,
peningkatan pendapatan masyarakat perlu dilakukan peningkatan produktivitas
masyarakat.
Keadaan
perekonomian stabil
Kestabilan ekonomi dalam tingkat pendapatan, kesempatan
kerja, dan kestabilan pada tingkat harga barang secara umum.Perekonomian yang
stabil bukan berarti suatu kondisi ekonomi selalu mengalami tinggi, tetapi
suatu kondisi yang fluktuatif variabel ekonomi terutama harga komoditi dan
tingkat pendapatan secara wajar.
Neraca
pembayaran yang seimbang
Ikhtisar sistematis dari seua transaksi dari ekonomi dengan
luar negeri selama jangka waktu tertentu dalam satuan uang.Dalam neraca
pembayaran tersebut beberapa hal penting yang perlu diketahui adalah neraca
perdagangan, transaksi berjalan dan lalu lintas moneter.
Distribusi
pendapatan merata
Hasil pengelolaan sumber daya baik alam dan manusia dalam
negara harus dapat dinikmati secara merata oleh rakyat.Artinya distribusi
pembagian pendapatan yang relatif adil. dengan meratanya pembagian pendapatan
diharapkan tingkat konsumsi masyarakat reltif lebih baik. Sehingga diharapkan
akan terjadi kehidupan yang seimbang.
Masalah-masalah makro ekonomi terjadi di setiap negara, baik Negara maju dan juga negara berkembang. Oleh karena itu, Pemerintah menciptakan kebijakan-kebijakan makro ekonomi agar pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik. Kebijakan pemerintah Perekonomian negara tidak lepas dari maalah pengangguran dan inflasi. Berbagai upaya dilakukan pemerintah baik kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal
Sistem Ekonomi
Sistem
Ekonomi Tradisional
Sistem ini merupakan sistem ekonomi paling
konvensional dan kuno. Ada dua elemen utama dalam sistem tradisional yaitu
menghargai tradisi dan minim limbah. Perekonomian tradisional identik dengan
daerah pedesaan dengan hasil berupa pertanian. Interaksi antar kelompok bisa
dilakukan melalui jual beli ataupun barter barang. Masing-masing anggota
perekonomian tradisional memiliki peran khusus yang jelas sehingga setiap
anggota memiliki hubungan erat. Sayangnya sistem ini tidak menggunakan
fasilitas terpusat, teknologi dan hal-hal yang menjadi simbol kemajuan. Apabila
pebisnis konvensional menggunakan sistem ekonomi ini, maka mereka harus
berupaya untuk menjaga bisnisnya agar tidak berada di status “diam” atau tidak
berkembang dengan sebagaimana harapan mereka.
Sistem
Ekonomi Komando
Sistem yang satu ini tidak bisa dibilang
lebih baik ataupun lebih buruk dibandingkan dengan sistem tradisional.
Faktanya, ada beberapa hal fundamental yang salah pada sistem ekonomi komando.
Ada tiga hal yang identik dimiliki oleh sistem ini yaitu kontrol terpusat,
keuntungan yang diharapkan dan dominasi. Sebagian besar sistem ini akan
dikendalikan pemerintah. Pemerintah akan memiliki semua hal yang terlibat dalam
proses produksi mulai dari peralatan hingga fasilitas.Faktor dominasi akan
jelas terlihat untuk sumber daya berharga, karena sesuatu yang mampu
menghasilkan keuntungan terbesar akan dikuasai pemerintah dan sumber daya
lainnya yang bersifat “kurang penting” bisa dikelola oleh rakyat. Meski begitu,
jika pemerintah mampu membuat kebijakan yang tepat maka ada keuntungan yang bisa
didapat seperti terciptanya pasokan yang sehat dari sumber daya milik negara
tersebut.
Sistem
Ekonomi Pasar
Ekonomi pasar terlihat lebih identik dengan
pasar bebas. Dalam sistem ini, organisasi yang dijalankan oleh masyarakatlah
yang menentukan bagaimana perekonomian akan berjalan, bagaimana pasokan
dihasilkan hingga tuntutan apa saja yang diperlukan. Faktanya, tidak ada
satupun negara di dunia yang menerapkan sistem ini secara penuh. Keuntungan
terbesar dari sistem pasar ini adalah
terpisahnya pasar dan pemerintah. Hal ini mengurangi dominasi pemerintah dan
kemajuan serta inovasi bisa berkembang dengan lebih cepat. Dengan adanya sistem
ekonomi pasar, maka pebisnis juga harus dapat menyikapi dengan cepat berbagai
resiko dari pasar bebas seperti kemungkinan adanya inflasi dan pahami dengan
cepat penyebab dari inflasi tersebut.
Sistem
Ekonomi Campuran
Sistem ini juga dikenal dengan istilah dual
economy karena mengkombinasikan sistem ekonomi pasar dan komando. Hasil dari
sistem campuran ini bisa sangat luar biasa karena pemerintah dan pasar bekerja
sama dalam mengelola sumber daya. Meski begitu, sistem ini juga rawan mengalami
masalah khususnya saat kekuatan pemerintah meningkat. Ini bisa memicu kontrol
berlebih ataupun sulitnya akses dan perekonomian yang kurang fleksibel.
Tujuan sistem ekonomi Sistem ekonomi bertujuan untuk mengatasi terjadinya kelangkaan yang merupakan inti masalah ekonomi. Setiap sistem ekonomi dalam menjawab masalah kelangkaan, memperhatikan tiga atau empat pertanyaan dasar, yaitu: Apa yang harus diproduksi? Bagaimana cara memproduksi dan berapa banyak? Siapa yang menerima output yang diproduksi? Bagaimana perubahan akan dilakukan dan diakomodasikan?
Penulis : fransiskus jansen b simbolon (192102054)
tq untuk pemaparannya, sangat bermanfaat..
BalasHapusSama sama 😊
Hapus